Abstrak

ABSTRAK

Thailand di bawah pemerintahan Raja Chulalongkorn mengalami masa kejayaan. Hal ini tidak lepas dari pendidikan barat yang didapatkannya dari Mrs. Anna Leonowens dan Robert Morant. Raja Chulalongkorn membina kerjasama yang baik dengan negara Inggris dan mengeluarkan berbagai kebijakan untuk memodernisasi negaranya. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk mengungkap tentang latar belakang kehidupan Raja Chulalongkorn. Selain itu juga bertujuan mengungkapkan kebijakan- kebijakan yang dikeluarkan Raja Chulalongkorn serta hambatan- hambatan yang dihadapi Thailand ketika berada di bawah pimpinannya.

Metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah mengikuti metode yang dikemukakan oleh Kuntowijoyo. Kuntowijoyo membagi tahapan penelitian dalam lima tahap yaitu pemilihan topik, pengumpulan sumber, verifikasi atau kritik sumber, interpretasi dan penulisan. Pemilihan topik dilakukan berdasar kedekatan emosional dan intelektual. Pengumpulan sumber disesuaikan dengan topik yang dipilih. Verifikasi atau kritik sumber yaitu meneliti keaslian sumber ( kritik ekstern ) serta kredibilitas suatau sumber ( kritik intern ). Interpretasi adalah menetapkan makna atas fakta- fakta sejarah. Penulisan adalah menyampaikan penelitian dalam bentuk karya sejarah.

Berdasar hasil kajian dan analisis melalui studi literatur, penulis dapat menyimpulkan bahwa Raja Chulalongkorn memiliki latar belakang kehidupan yang mendukung untuk menjadi seorang negarawan karena mendapatkan pendidikan barat dan sering mengikuti pertemuan- pertemuan yang dihadiri ayahnya, Raja Mongkut, dan para pejabat baik dari dalam maupun luar negeri. Chulalongkorn menggantikan ayahnya sebagai raja Thailand pada tahub 1968. Selama lima tahun awal pemerintahannya, tampuk kepemimpinan Thailand dipercayakan kepada Perwalian Somdet Chaophraya Sisuriyawon. Setelah itu, Chulalongkorn bertanggungjawab penuh sebagai raja Thailand. Dia mengeluarkan kebijakan dalam bidang administrasi pemerintahan, ekonomi, sosial- budaya, pendidikan serta militer. Kebijakan yang dikeluarkan tersebut bertujuan untuk membawa kemajuan bagi Thailand. Selama masa pemerintahan Raja Chulalongkorn, Thailand menghadapi hambatan yaitu kerusuhan daerah dan sengketa dengan Perancis. Kerusuhan daerah merupakan gerakan dari daerah Patani dan sekitarnya yang menentang program pembaharuan yang dicanangkan pemerintah Thailand. Sedangkan sengketa dengan Perancis merupakan permasalahan yang terkait dengan perbatasan wilayah. Perancis yang telah menguasai wilayah Vietnam, mengklaim daerah sekitar Sungai Mekong yaitu Kamboja, padahal waktu itu Kamboja sedang berada di bawah pemerintahan Thailand. Pada akhirnya, Perancis menyadari bahwa daerah di sekitar Sungai Mekong tidak memberi keuntungan ekonomis, sehingga pada tahun 1907 Perancis bersepakat dengan Thailand untuk menyerahkan kedaulatan propinsi Battambang dan Siem Reop kepada Kamboja.

Tinggalkan komentar